Satu lagi Kabar Buruk seputar Virus Corona dikeluarkan WHO.
Kini Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan China itu bisa Melayang di Udara dalam Waktu Lama.
Ini artinya tak hanya bahaya untuk masyarakat melainkan untuk tim medis yang menangani Pasien Covid-19.
Studi menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan hidup di udara (survive in airborne) dalam beberapa kondisi.
Virus corona bisa bertahan di udara Ketika seseorang melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti dalam fasilitas perawatan medis, akan terjadi kemungkinan aerosolize dalam partikel-partikel ini mengindikasikan virus-virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama.
Padalah sebelumnya diketahui menular hnya dari droplet seseorang yang positif Corona.
Pendapat itu disampaikan oleh Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosis, Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti panas dan lembab.
Untuk diketahui Hingga Minggu (22/3/2020) telah terjadi 307.720 kasus virus corona di seluruh dunia, menurut data dari Worldometers. 13.054 korban meninggal dunia, sedangkan 95.797 pasien berhasil sembuh. Berikut adalah rangkuman selengkapnya.
Sementara untuk update kasus di Indonesia terakhir ada 514 pasien positif. 48 orang diantaranya Meninggal Dunia dan baru 29 orang yang sembuh total.
Sebelumnya Achmad Yurianto selaku Juru Bicara pemerintah untuk mengatasi Virus Corona membuat pernyataan mengejutkan.
Yuri mengatakan jika jumlah warga Indonesia yang berisiko terjangkit virus corona mencapai 600-700 ribu orang.
Pernyataan ini disampaikan Achmad saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
"(Menurut) data, kemungkinan yang kita miliki, yakni population of risk, adanya kelompok orang yang berisiko (terjangkit virus corona) adalah pada kisaran 600.000 hingga 700.000 (orang)," ujar Yuri seperti dikutip dari Kompas.com.
Kisaran itu didapat dari simulasi penelusuran siapa-siapa saja selama 14 hari kontak dengan pasien positif corona.
Semua orang yang kontak tersebut akan dicatat dan diperiksa kesehatannya.
"Apabila dia (pasien positif corona) berada di rumah, maka seluruh rumah akan diperiksa. Apabila dia melakukan aktivitas di kantor, maka seluruh orang di kantor, di dalam ruang kerja itu akan dilakukan pemeriksaan," papar Yuri.
Berangkat dari situ maka pemerintah bakal melakukan tes virus corona secara massal.
"Pemerintah akan melaksanakan pemeriksaan secara masal. Dikonotasikan bahwa pemeriksaan secara massal itu adalah pemeriksaan yang mempunyai peluang kontak dengan kasus positif," lanjut Yuri.
Meski demikian, Yuri menekankan bahwa orang yang dites virus corona hanyalah yang tercatat pernah kontak dekat dengan pasien positif penyakit Covid-19.
Bagi mereka yang tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif corona tidak usah tes.
Namun jika memiliki gejala Covid-19 barulah akan di tes.
"Jadi tidak semua orang harus diperiksa ya. Manakala risiko kita yakini rendah, maka tidak dilakukan pemeriksaan," ujar Yuri.
Tes ini nantinya sebagai screening awal dimana pemerintah bisa mengetahui potensi-potensi adanya corona.
"Tujuannya adalah untuk menemukan kasus-kasus yang berpotensi menjadi positif. Oleh karena itu, hasil screening apabila positif, maka akan kita tindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan positif yang sesungguhnya," tambah Yuri. (*)
Sumber : (RASNIGANI https://makassar.tribunnews.com )
Editor: Rasni